Minggu, 01 Februari 2015

Surat untuk Pencuri Helm

Dear Pencuri Helm,

Halo dan apa kabar sahabat. Semoga engkau disana baik-baik saja karena di helm aku yang kamu colong sudah aku masukin beberapa jin. Kuharap engkau tidak kejang-kejang membaca suratku.

Oh iya, aku mau cerita nih.

Jujur, selama ini aku tidak pernah kehilangan helm. Aku tidak tahu bagaimana rasanya. Tetapi berkat dirimu, aku mengetahui seluk beluk hati aku ketika kehilangan benda berharga yang telah menemani jalan-jalanku selama ini. Sakitnya tuh disini *nunjuk titit*. Terima Kasih sahabat.

Kamu tahu nggak, ketika itu aku sedang bete sepulang sekolah karena di kelas aku boseeennn banget. Jadi aku mengajak temanku Imam untuk menemaniku ketempat makan. Walaupun pada akhirnya
kami hanya memesan segelas air sih. Ketika memarkirkan motor,  ada tulisan "Helm harap dibawa masuk" dan aku membacanya dengan penuh kekhawatiran. Jadi aku tidak peduli dengan helmku itu. Semakin lama kantuk menyerang kami sesaat setelah kami bermain Clash of Clans bareng.

Namun tiba-tiba hujan turun membasahi jalanan yang kering kerontang. Perasaan mengantuk kami semakin menjadi-jadi. Sekian lama kami menunggu hujan mereda untuk kembali kepangkuan Ibu, namun sang langit tidak mengizinkan. Aku paksakan kehendak badan untuk segera pulang dengan memakai jas hujan dan melawan takdir.

Tahu nggak, Setelah ini akan menjadi hari kesialanku pada hari itu.

Ketika sudah memakai jas hujan, tiba-tiba penutup resletingnya lepas. Karena sifatku yang saking Diligent,  aku nggak mau menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang tidak berguna tersebut. Iya, aku memang rajin bukan?

Kau tahu, ketika menaiki motorlah tragedi dimulai. Dengan rambut basah dan celana dalem yang ikut basah, aku mendapati motorku tanpa terpasang helm. Padahal aku sudah jelas-jelas meletakkannya tersangkut di kaca spjon motorku. Lalu aku meminta Imam untuk mencari helmku. Tetapi helmku tak kunjung ketemu. Pada akhirnya kami berdua bertanya kepada sang penjaga sepeda motor. Oh iya, alasanku memanggilmu sahabat adalah ketika penjaga beliau (tukang parkir) bilang bahwa ada teman kami yang membawanya dan mungkin naik kelantai 2 (tempat biliard). Jadi aku memutuskan untuk pulang tanpa helm dan jas hujan yang kelewer-lewer karena resletingnya rusak.

Sahabat, aku tidak tahu siapa namamu. Aku hanya memperingatkan untuk tidak memakai helmku. Kenapa? Karena ketika kamu telah selesai memakainya, kamu akan mendapati ribuan rambut kamu rontok karena helm aku tidak pernah kucuci semenjak pertama kali aku membelinya. Tidak begitu lama sih, aku membelinya ketika aku kelas 2 SMP,  ya sekitar 3 tahun lah.

Sebagai pengguna hukum Indonesia yang bertanggung jawab, aku melapor ke pihak berwenang untuk menindaklanjuti perbuatanmu itu, sahabatku. Semoga ketika ada yang mengetuk pintu rumahmu, yang datang bukanlah polisi ataupun jin yang gue kirim buat menghantuimu.
Sampai disini dulu yah surat dariku. Maaf aku kebanyakan curhat kepadamu. Oh iya, hati-hati ya dengan bantal gulingmu. Hehe. Salam untuk keluarga dirumah.

Yang tertindas,

Mpeb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembaca Yang Baik akan selalu memberi komentar yang baik