Sabtu, 24 Juni 2017

Idul Fitri, Kemenangan untuk Siapa?


Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar
Laailaahaillallah Huwallahuakbar
Allahuakbar walillaah ilham

Suara takbir menggema di seluruh penjuru masjid, surau, dan tempat ibadah umat Muslim lainnya di seluruh dunia. Orang-orang mulai mengirimkan pesan-pesan khas hari raya idul fitri ke seluruh grup media sosialnya. Mulai dari yang hanya meminta maaf, hingga didahului dengan berbagai kata mutiara nan indah.

Teriakan anak-anak kecil yang melakukan takbir keliling demi beberapa lembar uang turut meramaikan suasana malam lebaran yang khidmat ini. Suara kembang api yang meledak di udara juga menghiasi hiruk pikuk kemenangan umat Islam setelah menahan hawa nafsu, lapar dan dahaga selama bulan puasa. Namun, ada yang kurang mengena ke hati saya ketika orang-orang berkata bahwa idul fitri adalah hari kemenangan.

                Makna Idul Fitri menurut beberapa sumber yang saya baca adalah ‘Id berarti “kembali, sedangkan fithr berarti “asal kejadian”, “suci”, atau “beragama dengan benar”. Jika dikaitkan antara keduanya, maka Idul Fitri dapat berarti “kembali suci”, tetapi apa makna kembali suci itu?

                Jika kalian menganggap bahwa betapa beratnya menahan hawa nafsu selama sebulan penuh, maka coba bandingkan dengan orang-orang yang meng-qada’ puasanya beberapa hari karena sakit, sedang haid, atau bahkan ibu menyusui yang harus mengganti puasanya di bulan lain selama sebulan penuh. Kita yang menjalani puasa selama bulan Ramadhan didukung oleh berbagai keadaan yang dapat menjaga hawa nafsu kita dari berbagai godaan, namun apa kabar dengan mereka yang harus meng-qada’ puasanya di bulan lain dengan keadaan yang bisa dikatakan tidak mendukung untuk ia berpuasa?

                Saya tahu, bahwa bulan Ramadhan itu adalah bulan suci, di mana pintu taubat dibuka selebar-lebarnya, pintu dosa ditutup serapat mungkin, serta para syaitan dibelenggu oleh Allah SWT. Namun apa gunanya apabila keadaan tersebut tidak digunakan sebaik-baiknya untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT?

                Esensi berpuasa itu adalah menahan hawa nafsu agar terhindar dari berbagai tindakan yang merusak diri sendiri. Bisa saja kalian di dalam rumah atau di dalam kos makan, minum, atau bahkan memanggil pacar kalian untuk masuk ke dalam kamar. Kalian hanya cukup menguncinya rapat-rapat dan tidak akan ada orang yang tahu. Namun, apa yang kalian lakukan? Kalian tetap menahan diri bukan? Menahan diri dari perbuatan yang dapat membatalkan puasa kalian dan berbagai perbuatan maksiat kalian agar terhindar dari dosa mumpung sedang bulan Ramadhan, bukan?

                Namun, apa yang akan terjadi setelah bulan Ramadhan? Mengulang perbuatan dosa yang kalian lakukan sebelum bulan Ramadhan? Lalu apa gunanya kalian berpuasa di bulan Ramadhan? Banyak orang-orang yang melupakan esensi dari berpuasa di bulan Ramadhan ini. Mereka hanya menganggap perbuatan baik yang dilakukan hanya di bulan Ramadhan untuk menggarap pahala yang berlipat-lipat ganda, namun tidak melakukannya lagi ketika memasuki bulan Syawal. Berpuasa di bulan Ramadhan menurut saya itu untuk melatih kita untuk tetap berbuat baik dan terbiasa melakukannya untuk jangka waktu yang sangat lama atau mungkin selamanya. Ironisnya, banyak dari mereka yang menganggap ibadah di bulan Ramadhan hanya bersifat temporer saja.

                Lalu apa gunanya kalian berkata bahwa kalian telah meraih kemenangan apabila pada akhirnya kalian mengulang kebiasaan buruk yang lama? Kalian menganggap apa bulan Ramadhan yang suci ini?

                Ahh, alangkah indahnya jika pemimpin-pemimpin negeri kita mengaplikasikan makna berpuasa ini ke kehidupan mereka. Saya yakin mereka akan merasa Allah selalu melihat tingkah laku mereka sehingga akan menghindarkan mereka dari berbagai perbuatan yang merugikan rakyatnya sendiri. Alangkah baiknya lagi kita sebagai anak muda dapat mengaplikasikan esensi berpuasa ini pada kehidupan sehari-hari kita. Sehingga terciptalah keadaan yang nyaman, tenteram dan semakin bersemangat untuk meningkatkan ibadah-ibadah kita sehari-hari. 

*Gambar dikutip dari http://www.zimosy.com/2016/05/hari-raya-idul-fitri.html

2 komentar:

  1. Karena ucapan minal aidzin wal faidzin itu lebih tepat buat orang yg kembali dari perang dan menang seperti saat perang badr. Lebih tepat nya ucapin Taqobbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima amalku dan amal sekalian. Maaf jika ada salah kata hehe

    BalasHapus
  2. Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
    Bonus Deposit Member Baru 100.000
    Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
    Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
    Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
    Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
    Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis

    ERTIGA POKER
    ERTIGA
    POKER ONLINE INDONESIA
    POKER ONLINE TERPERCAYA
    BANDAR POKER
    BANDAR POKER ONLINE
    BANDAR POKER TERBESAR
    SITUS POKER ONLINE
    POKER ONLINE


    ceritahiburandewasa

    MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
    KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
    CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT

    BalasHapus

Pembaca Yang Baik akan selalu memberi komentar yang baik