Rabu, 12 Februari 2014

Pengalaman Pertama bersama PAK POLISI

Apa yang terlintas dipikiran kalian setelah mendengar kata POLISI ? SIM ? Motor ? Mobil ? Helm ? Kalo gue sih DUIT !!! Tau duit kan ? ituloh, yang 2 orang nyanyi sama2. Garing kan ? Yaudah ...

Jujur, gue benci banget sama polisi yang abal2an. Yang bisanya cuma nilang, terus minta PELICIN. Bukannya polisi itu mentertibkan masyarakat ? mengayomi masyarakat dari tindakan kriminal ? Menjadi pelindung masyarakat ? Kenapa sekarang polisi malah meresahkan masyarakat ? Apakah mereka tidak diajarkan tata krama di jalan raya ?
atau mungkin mereka sudah diajarkan, tapi mereka pura2 tidak mengetahui supaya mereka bisa bilang "Kan saya tidak tau tentang itu pak, saya tidak diajarkan begitu." sehingga mereka bisa mengambil keuntungan dari masyarakat. Bukannya mereka sudah mendapat gaji ? Apakah gaji itu tidak cukup buat mereka ? Ya, itulah pertanyaan yang terlintar dipikiran gue kalo mendengar kata POLISI

Sejujurnya, lo benci nggak sih sama polisi ? Lo benci karena apa ? Nggak pake Helm ditilang ? Nggak bawa SIM ditilang ? Umur masih dibawah umur terus bawa motor sendiri ditilang ? Itu sih emang salah lo bego. Bagaimana kalo lo ada apa2 dijalan sementara helm, SIM nggak ada ? Gmana ngehubungi orang tua lo, atau nggak keluarga lo ? Susah kan ? Ntar lo langsung mati dijalan gmana ? Terus lo minta polisi nangis2 akan kematian lo ? Nggak bisa bro, nggak bisa. Mereka cuma diajarkan mentertibkan masyarakat agar aman sejahtera.

Gue sih bencinya karena kebanyakan OKNUM Polisi mengambil keuntungan dari profesi mereka. Gue curiga, ada temennya yang polisi, terus dia preman, terus dia minjem baju temennya, terus dia turun kejalan dengan sok mentertibkan masyarakat. Padahal mengambil keuntungan dari pengendara tersebut. Nih yah, gue ceritain cerita gue yang PERTAMA kalinya bertemu dengan Polisi.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu gue kelas 1 SMA (memang sekarang masih sih, biar keren aja), gue ada kerja kelompok. Gue lupa dipelajaran apa. Yang pasti, gue saat itu mau pergi ke rumah temen gue (rumah bapaknya sih sebenarnya). Ceritanya nih, gue gak tau rumahnya temen gue, sementara gue lagi dirumah temen gue yang satunya lagi. Untung ada seorang temen gue yang udah tau jalan kerumahnya temen gue. Gmana ? Bingungkan ? HAHA, kasian deh lo.

Ditengah jalan, gue mau nyusul motornya temen gue. Soalnya dia bawa kenceng banget. Pas mau mutar jalan soalnya ada 2 jalur, dia udah muter duluan, Gue ? Tetap dijalur sebelah kiri. Kampret tuh anak. Gue maksain mau belok, dan ternyata orang dibelakang gue udah teriak gak jelas gitu. Kira2 gini nih , gue translate-in ke bahasa gaul jaman sekarang yah "WOOYY, LO MAU MATI APA ?." , terus gue jawab dalam hati sambil teriak"SIAPA JUGA YANG MAU MATI PAK, LO MAU MATI? SINI BIAR GUE TABRAK." Sayangnya gue gak berani ngelakuin itu.

Dan gue urungkan niat buat belok tersebut dengan kembali ke jalan yang lurus. Dan lebih kampretnya, saking beruntungnya Polisi itu, dibelakang gue ternyata terdapat seekor polisi yang nyusul gue. Gue bawa motor sih nyantai aja. Ketika dia berhasil nyusul gue dengan aman sentosa, dia lalu nyuruh gue berhenti. Yaa, sebagai pengguna jalan yang baik dan gue juga anak yang baik, dan rajin menabung dosa, gue terpaksa harus berhenti. Beliau bertanya kepada gue "Kamu sekolah mana ?."
"SMA 11 Pak." Jawab gue bohong. Kan gue udah bilang kalo gue rajin menabung dosa.
"Ohh, punya SIM dan STNK nggak kamu ?" ternyata polisi itu lebih bego dari yang gue perkirakan.
"Ini pak, rencananya saya mau kerumah mau ngambil dompet. Dompet saya itu isinya ada SIM, STNK, dan duit pak. Bapak mau ambil duitnya ? Duit saya ada 200rb lho pak. biarkan saya pulang dulu. Ntar saya balik lagi." rencananya sih gue mau pulang dan nggak balik2 lagi. Dan sialnya, niat gue ketahuan -____-
"Nggak bisa, kamu akan saya bawa ke pos polisi di Jalan Tanjung Pura."
"Oke pak."

Sampailah kami di kantor pos, ehh maksudnya pos polisi. Maklum, gue lagi takut sama polisi. Lalu polisi tadi ngasih diri gue gue temennya yang juga polisi. Dari tingkah dan muka dia aja gue udah yakin kalo ini pasti polisi yang nggak bener. Gue gak tau mau diapain. Badan gue belum siap untuk diperkosa. Gue masih mau perjaka. Gue nggak mau pengalaman pertama gue dimainin sama om-om.

Dan ternyata polisi itu hanya bertanya "Kamu tadi ngapain dijalan ?"
Lalu gue menjelaskannya dengan panjang lebar sampe mulut gue berbuih. Blub blub blub. Jangan dibaca sob, nggak penting. -__-

Dan lo mau tau apa yang dia katakan selanjutnya ? "Kamu mau ditilang atau mau saya 'BANTU'?" Gue tau ini maksudnya apaan.
"Iya pak, saya mau dibantu aja."

Gue lalu dibawa masuk ke pos polisi tersebut. Terus gue dikasih minum dan makan. Wuaahh, enaknyaa didalam mimpi.

Setelah masuk, gue ngeliat ada kakak2 lagi main HP, 2 orang polisi lagi makan, dan seorang polisi yang mengintrogasi seseorang untuk meminta PELICIN. Dan benar saja, setelah orang yang diintrogasi berdiri, lalu dia memberi uang 100rb ke polisi tersebut. Gue bingung, dompet gak bawa, kocek nggak ada duit walaupun recehan (siapa tau polisi itu mau dikasih uang recehan kan?). Gue saat itu punya 2 pilihan : Nelpon Bapak gue, atau diem2 menunggu keajaiban datang. Gue lalu coba minjem HP ke kakak yang lagi main HP tersebut "Kak, boleh minjem HPnya nggak ? Mau nelpon Bapak saya." lalu dengan santainya kakak itu menjawab "Lagi nggak ada pulsa." Gue jawab lagi "Oh, iya. Makasih kak. Maaf udah mengganggu." Padahal didalem hati gue "LO MAU GUE TIKAM PAKE PISO DAGING KAK?"

Lalu gue bolak-balik nggak jelas. Mencoba mencari keajaiban lain. Gue lalu nanya ke polisi yang lagi makan sampe mulutnya juga ada cicak yang masuk. "Pak, boleh minjam HP nggak ? Mau nelpon Bapak saya." Sama dengan jawaban kakak itu tadi. Tapi ditambah "Kalo mau ngisiin pulsa sih boleh." Gue mau menjerit sekuat2nya sampe tenggorokan bapak itu pecah.

Lalu gue coba membuka HP gue lagi. Dan ternyata keajaiban muncul. Baterai gue sisa 12% dan pulsa gue ? sisa Rp.500. Apa yang gue lakuin dengan baterai dan pulsa segitu ? Gue coba menelpon temen gue "Halo Jek, mau nggak lo ngisiin gue pulsa ? 10rb aja .Ntar sekolah gue bayar 2 kali lipat. Gue lagi dikantor polisi. Gue kena tilang." Suara gue udah mulai cempreng. Pulsa gue sisa Rp.300. Lalu gue dipanggil polisi yang minta pelicin tersebut.

"Jadi gmana ? Kamu tadi hampir mau ketabrak. Kami hampir mati gara2 kecerobohanmu sendiri." seolah2 polisi itu nyumpahin gue supaya mati ketabrak.

"Boleh saya minjem HP bapak ? Saya mau nelpon bapak saya. Dia lagi dirumah."

"Nggak boleh. Kamu lagi diminta pertanggungjawabannya. Bukan bapakmu yang diminta."

"Oke pak. Jadi gmana ?" Gue balik nanya.

"Kamu mau dimasukkin kedalam sel atau GMANA ?" kata2 yang gue tebalin mengandung satu titik keajaiban.

"Gmana maksudnya apa pak ?"

"Kamu adanya duit berapa ?"

"Saya tidak membawa dompet pak. Ini saya mau pulang ambil dompet." Padahal didalam hati gue "GUE GAK BAWA DOMPET BEGO, KALO GUE BAWA DOMPET, GUE BAKALAN NGASIH LO DUIT."

"Kamu adanya duit berapa ?" Dia nanya lagi. Kali ini nadanya mulai membentak.

"Saya nggak bawa duit pak, coba saya telpon temen saya dulu ya pak."

Gue tau pasti didalem hati polisi itu dia berkata "Anak sialan, katanya nggak ada pulsa. Tapi masih sempet nelpon temannya."

Lalu gue buru2 telpon temen gue. "WOY JEK, TELPON BALIK."

"Halo, peb."

"Halo jek. Lo nggak usah ke konter deh. Lo adanya duit berapa ?"

"20rb, emangnya kenapa?"

"Cepet bawa sini. Ntar gue bayar lo 2 kali lipat disekolah. "

"Tapi ini kan ...."

"Udaahh, cepet aja." Buutt, lalu gue matiin HP gue.

Setelah dia sampe, dia lalu ngasih uangnya dengan diam2. Dan lo tau gmana gue ngambil uang dari dia ? Gue seperti pencopet yang mau ngambil dompet yang isinya bon utang semua.

Gue buru2 ke polisi tersebut lalu ngasih duit 20rb gue ke dia. Lalu dia dengan mudahnya ngasih kunci motor gue ke gue.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Dari cerita gue yang panjang lebar diatas, apa yang dapat lo simpulkan ? Polisi kampret ? Benar. Polisi Pemeras Duit anak ingusan ? Benar .
Gue ngaku, gue salah. Gue udah bohong, nggak tau aturan lalu lintas. Tapi gue juga bisa nyalahin tuh polisi. Kenapa ?? Karena kalo gue emang salah, bawa gue ke pengadilan aja, biar gue benar2 jera. Nggak perlu minta uang dari gue segala. Gue rela kok di penjara. Gue memang salah. Tapi apakah polisi itu benar saat gue berbuat salah ? nggak kan ?

Yaahh, semoga dengan cerita gue, lo bisa dapet gambaran gmana kampretnya oknum polisi di Indonesia kita tercinta ini. Saran gue, jangan mudah tertipu dengan tipu muslihat polisi yang minta duit pelicin dari lo.

14 komentar:

  1. intinya sih kalo semuanya lengkap kenapa takut?

    BalasHapus
  2. Makanya aku juga nggak mau naik motor dulu sih gara-gara nggak mau ditilang wehehe :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Pontianak kalo nggak naik motor susah. Angkot disini kurang *kok jadi curhat?*

      Hapus
    2. yoi ... kmren aku juga ngalamin hal yang sama --_--

      Hapus
  3. Pinter pinter ngeles dari polisi nih brooh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gue pake muka nggak makan 5 hari masih aja kayak gini broh

      Hapus
  4. Polisi is Preman Jalanan. Tukang palak. haha. eh tapi enak lah, cuma ngasih 20ribu udah bisa bawa motor lagi. Disini mah udah kagak semurah itu T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eit, sebenernya 50rb. Tapi karena gue mengeluarkan keahlian khusus gue (muka cicak) maka gue bisa ngasih 20rb dan ketawa-ketiwi

      Hapus
  5. Pake ilmu dari mana tu brohh :v
    Ajarin gw donk :v

    BalasHapus
  6. Kern bro ceritanya... Skrg emang bnyak tuh 0knum kodok hijau dijalanan... Harus pinter pinter ngebohong. biar tau dia kalau mau ngibul jangan sama tukang ngibul lagi!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi intinya gue ngerti jalan bicara lo. -____-

      Hapus

Pembaca Yang Baik akan selalu memberi komentar yang baik